Suatu hari yang sepi, waktu di tinggal orangtuaku pergi dan aku tak di kabari, aku menulis sebuah puisi, tak peduli kau akan peduli, namun ku harap kau tetap peduli, aku butuh dukunganmu selalu setiap saat sampai aku kembali, begini bunyi puisi :
Ku teguk angin,
Berharap ada kata kata yang terselip darimu
Kurasa hempasan angin,
Berharap di sana kau membelaiku
Ku dengarkan bising,
Berharap di sana kau sedang berbincang dengan ku
Resahku tanpamu,
Membuai hatiku
Tuk selalu memikirkanmu
Hari yang sepi,
slalu menghantu,
bersama buaian angin,
aku tanpa mu,
mentari lingkarkan lengannya,
bulan menutupkan diri,
sedangkan bebintang, menghibur rayu,
resahku tanpamu,
tak selalu dapat terbalas,
gundah ini,
resah itu,
gelisah ini,
selalu ada, tika tanpa mu
haduh ,,,, jadi ingat sama…. dia… hehehe salam kenal yak…
salam kenal balik
Resahku tanpamu,
tahukah rasa itu kini telah menghilang,
beranjak pergi dariku,
setelah kata itu,
yang ku tafsirkan bagaikan pengkhianatan,
tak bisa ku pungkiri,
sakit itu sakit,
begitu sakit,
tak dapat ku berucap,
hanya ku berharap,
rasa itu, adalah rasa yang salah,
dari diriku untuk mu…
Sesal kini hanya selsal
tangis kin hanya tangis
akan tetapi, rasa tetap rasa,
yang tak ingin keluar, tinggalkan diri,
rapuh sudah..
bersama bebintang anganku,
akan tetapi,
rasa ini bersama api,
menyambar hati,
tinggalkan semburat panas,
aiiirrr…
aku butuh airr,..
tuk hapuskan rasa…