Jadikanlah Al Qur’an Kekasih

Bismillah,

Tersebutlah seorang wanita bernama Ummu Sholih yang berumur 82 tahun mampu menghafal penuh Al Qur’an. Dimana di umur yang sudah senja, dimana kata orang menghafal di usia tua bagaikan mengukir di atas air, sebaliknya menghafal di usia muda bagaikan mengukir diatas batu. Hal ini merupakan pelecut bagi kita yang masih muda, masih dapat mengukir di atas batu “Masyak kita mau kalah dengannya?”. Sungguh malu, dengan perbandingan mudahnya mengukir di atas batu dari pada mengukir di atas air, yang selalu akan menghilang, tanpa jejak.

Al Qur’an adalah salah satu mukjizat yang sangat besar bagi umat islam, dimana Alloh turunkan kepada manusia melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad -Shollallohu ‘alaihi wasallam- sebagai petunjuk dan pengobatan bagi manusia.

Dalam sebuah hadits, disebutkan bahwasannya jangan sampai Al Qur’an itu menjadi saksi keburukan untuk kita pada hari kiamat. Namun, jadikanlah Al Qur’an itu sebagai pembelamu nanti di hari kiamat.

Banyak cara menjadikan Al Qur’an sebagai pembela kita. Selain dengan memahami makna, mempelajari tafsir, mengamalkan apa yang di sebutkan, yaitu dengan menghafal. Menghafal Al Qur’an, insyaAlloh banyak manfaatnya, seperti yang dikatakan Ummu Sholih, ketika diwawancara apa yang ia rasakan ketika setelah menyibukkan diri menghafal Al Qur’an selama 12 tahun

Benar, saya merasakan perubahan yang mendasar dalam diri saya. Walau sebelum menghafal–untuk Allah segala pujian—saya selalu menjaga diri untuk senantiasa dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Setelah disibukkan dengan menghafalkan Al-Qur’an, justru saya merasakan kelapangan hati yang tak terkira, dan sirnalah seluruh kecemasan dalam diriku. Saya pun tidak pernah menyangka akan terbebas dari perasaan khawatir terhadap urusan-urusan yang menimpa anak-anakku.

Moral dan spiritku benar-benar terangkat. Hingga aku pun rela berpayah-payah untuk mewujudkan kerinduanku dalam mewujudkan cita-citaku. Inilah nikmat terbesar yang diberikan oleh Sang Khaliq Azza Wajalla kepadaku sebagai wanita tua, suami pun telah tiada, dan juga anak-anaknya pun mulai berkeluarga.

Di saat wanita lanjut usia lainnya terjebak dalam angan-angan dan lamunan. Tetapi aku —segala puji hanya untuk Allah— tidak merasakan hal yang demikian. Saya benar-benar tersibukkan dengan urusan besar yang memiliki faedah di dunia dan akhirat.

Maka dari itu, yang muda jangan kalah, yang bujang jangan kalah, yang tua juga jangan kalah. Karena, kita di tuntut untuk berlomba lomba dalam ketaatan.

Lalu, banyak dari kita yang mengeluhkan susahnya menghafal Al Qur’an , seperti yang aku rasakan sekarang ini. Maka, bagaimana cara untuk menghafal Al Qur’an?

Sebuah faedah yang penting yang baru aku sadari selama ini yang aku dapatkan dari studi banding ketika aku masih bersekolah di Muhammadiyah 2 surakarta ke Pontren Putri Gontor satu di ngawi, yaitu “Jadikanlah Al Qur’an sebagai kekasih. sebagaimana bila engkau punya kekasih engkau akan mengingatnya selalu. Maka jadikanlah seperti itu Al Qur’anmu. Siang malam tak lupa mengingatnya, berterus terus mengingatnya”

Sesuatu yang lain yang penting untuk kita ketahui dan kita sadari bahwasannya ilmu itu adalah sebuah cahaya. Dan cahaya itu tidak akan di berikan kepada orang yang bermaksiat. Itulah nasehat yang Imam Waki’ memberikan kepada Imam Syafi’i tatkala beliau mengeluh berantakannya hafalan.

Susah memang susah. Namun bila di biasa akan mudah. Sebagaimana kita mendengarkan musik, susah tapi hafal. Lantas, lebih baik manakah, musik dengan Al Qur’an, dimana Al Qur’an adalah Kitab Alloh dan musik adalah ciptaan manusia. Dan apakah kita harus rela ciptaan manusia menghiasi ranah pikir kita, sedangkan kalam Alloh yang disana terdapat pedoman hidup dunia akherat kita terlupa? Wal ‘iyadzubillah.

Bila kita ingin mencoba insyaAlloh Alloh akan memudahkan. Aku berdoa kepada Alloh agar memudahkan kita semua dalam mempelajarai, memahami serta menghafal Al Qur’an. Aamiin.

Akhir kata, aku sadari khilaf dan luput selalu menghiasi,

dan kebenaran yang haqiqi hanyalah milikNya,

Salah dan luput ku minta di maafi,

Dan kekuatan kusadari hanyalah milikNya,

Yang salah adalah dari diri nafsi,

dan yang benar dari sisiNya,

Wal hamdulillahi Robbil aalamiin

 

10 comments on “Jadikanlah Al Qur’an Kekasih

  1. Temanya bagus…. lebih enak dibaca…^^
    Mari jadikan Alqur’an sebagai penuntun juga sahabat… kekasihnya tetap Allah yang Maha segalanya.

  2. yupz, harusnya kita ngaca sama orang2 timur tengah. umumnya anak-anak di sana khususnya anak di negara yg di landa konflik malah mereka sudah apal al-Quran sejak dini (kurang dari 10th)

    • Kalau yang seperti itu (yang anak-anak sudah hafal alqur’an) menurut aku sudah hal yang biasa (tapi tak tahu yang lain), karena, anak kecil itu bila menghafal bagaikan memahat di atas batu, mereka tuh cepet banget nangkepnya. Sedangkan bila orang tua, yang sudah beruban, terlebih yang umurnya sudah (kalau di Indonesia) sepuh sekali, mereka itu bagaikan memahat di atas ait, sekali pahatan, hilangdah tulisannya,

  3. lagi2 terima kasih atas pengingatannya….

    tp klo boleh membela diri (hayyah) 😀
    kayaknya, org hafal quran itu tdk bisa dilakukan oleh semua org deh
    hrs org yg cerdas dlm hafalan..

    krn di zaman sahabat pun, sepertinya tidak seluruh sahabat hafal al quran
    wallahu a’lam. CMIIW

    tp yg penting berusaha
    dan lebih penting lagi mengemalkannya.
    bukankah demikian mas bro? CMIIW

    • iya, di zaman sahabat tidak seluruhnya hafal Al Qur’an. Karena (lagi di cari, insyaAlloh di post, dulu aku pernah denger “karena”nya apa.. 🙂 )
      Tapi, kalau sanggahannya karena harus cerdas ini yang enggak deh… 🙂 soalnya al qur’an itu mudah, lebih mudah di timbang nyanyian (ini aku loh) karena kalam Alloh itu memang mudah (hayyah), dan dengan menghafalkan Al Qur’an kita semakin mudah mempelajari Agama Alloh ini mas…
      Yang point terakhir, setuju banget mas… 🙂

Leave a reply to Ihfazhillah Cancel reply